Minda Brilian Sukses

Minda Brilian Sukses
Pusat Layanan Jasa Psikologi dan Hipnoterapi Klinis

Kekeliruan Pengasuhan (2) Menanamkan Keyakinan yang Salah

Penyebab Penyakit Psikosomatis dan Gangguan Emosi

parenting


Salam Bahagia Ayah Bunda dan sahabat semua yang selalu bertumbuh menjadi lebih baik.

Setelah sebelumnya kita bahas Kekeliruan Pengasuhan yang pertama yakni #Mengancam tapi tidak Melakukan”, bagi yang belum menyimak, boleh kok klik di https://www.hipnoterapipekanbaru.com/2020/08/kekeliruan-pengasuhan-mengajari-anak.html

Kali ini kita akan membahas kekeliruan pengasuhan lainnya, yakni;

Menanamkan Keyakinan yang salah

Sahabat, apakah  anda pernah mengalami, ketika anda kehujanan, rambut kepala anda basah, maka tidak lama kemudian anda menjadi demam. Dan anehnya, saat anda mandi, meskipun keramas menggunakan air shower dan dalam waktu yang lama, anda tetap sehat sehat saja. Jika demikian, boleh jadi ada program di pikiran bawah sadar anda yang bekerja “Jika kena Hujan, maka Demam”.

Atau apakah anda memiliki anak yang takut dengan dokter, takut disuntik, takut gelap dan ketakutan lainnya yang menurut kita tidak rasional? Atau jangan-jangan anda juga takut jarum....he he

Darimana sih program “sakit” dan “takut” itu muncul? Apakah bawaan lahir?

Dari pembelajaran tentang teknologi pikiran dipahami, bahwa manusia hanya membawa dua rasa takut sejak lahir, yakni takut jatuh dan takut suara keras. Sementara ketakutan lainnya muncul karena proses belajar dan diprogram oleh lingkungan, terutama oleh orang tua.

Coba ingat-ingat, siapa yang paling sering mengucapkan mantera ini;

awas ya, kalau nangis terus nanti mama bawa ke dokter biar disuntik..”

“adik....jangan hujan-hujanan, nanti demam lho..”

“ayo...makannya dihabisin, nanti kalau nggak habis ayamnya bisa mati”

“tuh khan...sudah dibilangin jangan naik-naik tangga nanti jatuh...”

Hayo.....pernah khan.....saya juga pernah, dan sekarang sudah insyaf.

Sesuai dengan prinsip kerja pikiran sadar dan bawah sadar, bahwa informasi yang disampaikan oleh figur yang dipandang otoritas seperti orang tua dan guru, atau disampaikan berulang-ulang dapat dengan mudah menembus faktor kritis pikiran sadar sehingga diterima dan disimpan oleh pikiran bawah sadar. Ketika informasi sudah masuk ke pikiran bawah sadar; baik atau buruk, salah ataupun benar akan dianggap atau diyakini sebagai sebuah kebenaran dan menjadi program dipikiran.

Orang tua adalah figur otoritas bagi anak, dan kata-kata orang tua selalu dianggap benar oleh anak. Sehingga ketika anak menerima informasi seperti “jangan hujan-hujanan nanti bisa demam” maka informasi ini akan dipercaya, diterima di pikiran dan menjadi program;” jika saya kena hujan, maka saya demam”. Dan apa yang terjadi kemudian...karena pikiran dan tubuh saling memengaruhi, serta salah satu hukum pikiran menyatakan; setiap pikiran atau ide mengakibatkan reaksi fisik, maka ketika pikiran meyakini saat kepala atau tubuh kena hujan menjadi demam, tubuh pun merealisasikannya...ajaib bukan? Padahal banyak anak-anak lain yang sering hujan-hujanan dan tetap sehat.

Itu juga yang sering terjadi kenapa banyak orang menjadi gemuk, atau sulit melangsing karena ada program dipikiran yang membuatnya tetap makan dan harus menghabiskan makanan meskipun sudah kenyang.

Demikian halnya, kenapa banyak anak yang merasa sulit memahami pelajaran matematika meskipun sudah belajar dengan giat atau ikut les tambahan, hanya karena sering mendapatkan informasi seperti “nak, matematika ini pelajaran yang sulit, belajar rajin-rajin ya....”. sekilas kata-kata itu terlihat bagus, memotivasi untuk rajin, tapi seringkali data yang diterima kemudian adalah “matematika sulit”, sehingga sekeras apapun upaya untuk mempelajarinya akan tetap sulit. Demikianlah kekuatan keyakinan di pikiran bawah sadar.

Hallooooo......kok jadi hening....pasti sedang mengingat-ingat mantra apa yang pernah diucapkan pada anak, Iya khan.....

Jika pernah, yuk kita sudahi, berhenti menanamkan keyakinan yang keliru, berhenti menakuti-nakuti anak dengan suatu hal tidak logis yang kelak akan kita sesali, dan perlu ongkos besar untuk memperbaikinya. Mari lebih kreatif dengan memberi penjelasan yang masuk akal dan logis sesuai usia perkembangan anak.

Terus, Kalau anak sudah sering demam gara-gara hujan atau  terlanjur takut/phobia jarum suntik bagaimana? Gampang, datangi terapist atau professional lainnya yang kompetent untuk menyelesaikan seperti psikolog klinis atau hipnoterapist klinis terdekat dengan anda.


Salam Bahagia,

Khairul Anwar

Posting Komentar

0 Komentar