Minda Brilian Sukses

Minda Brilian Sukses
Pusat Layanan Jasa Psikologi dan Hipnoterapi Klinis

Hipnoterapi Untuk Mengatasi Phobia Petasan

Phobia Petasan / Mercon

 

Semua umat muslim pastinya merasakan sukacita menyambut datangnya Ramadhan, dan Idul Fitri atau yang sering disebut Hari Raya, hari untuk merayakan kemenangan setelah menjanakan ibadah puasa. Tapi tidak begitu halnya dengan Suci, seorang perempuan muda  yang saya temui dalam dua sesi hipnoterapi pada beberapa minggu lalu. Setiap menjelang dan memasuki Ramadhan Suci selalu diliputi perasaan cemas dan takut. Perasaan cemas dan takut itu semakin meningkat saat idul fitri semakin dekat. Bukan takut berpuasa atau menjalankan ibadah dibulan puasa, tapi suci takut atau phobia dengan petasan, karena setiap menjelang idul fitri banyak anak-anak dan remaja merayakan kegembiraannya dengan bermain petasan, dan itulah saatnya Suci merasakan hari-hari yang penuh siksaan. Setiapkali mendengar suara petasan meskipun tidak melihatnya Suci akan panic, berlari dan menutup telinganya rapat-rapat. Apalagi jika melihat orang bermain petasan, meskipun jaraknya lebih dari dua puluh meter, Suci akan berlari sambil menutup telinga. Sejak kecil Suci tidak pernah ikut takbir keliling, bahkan saat hari raya, dimana teman-teman dan keluarga banyak berkunjung ke rumah tetangga, Suci lebih sering mengurung dikamarnya.

Semakin dewasa, rasa takut Suci terhadap petasan berkembang menjadi rasa malu dan kurang percaya diri untuk hadir di tempat keramaian seperti acara pesta pernikahan. Suci malu karena  merasa banyak orang tahu bahwa dirinya yang sudah besar takut terhadap petasan. Suci juga menjadi takut menikah karena tidak ingin melahirkan anak yang penakut seperti dirinya. Lebih dari dupuluh empat tahun Suci merasa sangat menderita karena phobia petasannya. Diusianya yang semakin mendekati kepala tiga dirinya ingin bisa sembuh. Itulah sebabnya, Suci mencari hipnoterapis untuk bisa membantunya.

Saat bertemu di sesi pertama, sebagai hipnoterapis klinis saya menjelaskan banyak hal tentang cara kerja pikiran sadar dan bawah sadar terutama terkait emosi dan belief yang memunculkan program phobia. Dari pengalaman praktek, phobia atau rasa cemas dan takut yang berlebihan terhadap sesuatu, disebabkan oleh pengalaman tertentu yang memiliki intensi emosi negative sangat kuat atau juga karena belief yang tercipta saat masih kecil. Saya juga menjelaskan secara detail tentang hipnoterapi klinis dan proses yang akan dilakukan untuk membantunya. Suci bertanya, “apakah hipnoterapi bisa menyembuhkan phobia secara permanen?  Dan apakah dengan sekali hipnoterapi ini dirinya bisa lupa dan tidak takut lagi pada petasan seperti yang terlihat di televisi. Saya jelaskan, bahwa yang kita saksikan di layar televisi  adalah hipnosis untuk hiburan atau hipnosis panggung dan tidak sepenuhnya benar. Hipnoterapi tidak sekedar memberikan sugesti saja, namun perlu menggali penyebab dan akar masalah serta menetralisir emosi negative yang tersimpan di pikiran bawah sadar. Jika semua penyebab dan akar masalah dibereskan, belief dan emosi negative dinetralkan selalunya simtom phobia bisa dihilangkan. Karena itu jumlah sesi terapi yang diperlukan tiap klien bisa berbeda. Beberapa klien hanya menjalani satu sesi hipnoterapi dan beberapa klien perlu sampai dua atau tiga sesi untuk merasa nyaman dan hasil yang stabil.

Terapi dilakukan setelah Suci benar-benar memahami dan siap untuk dibantu. Suci menjalani hipnoterapi sebanyak dua sesi dengan jarak 14 hari antara sesi pertama dan kedua. Setelah sesi pertama, Suci mengabari bahwa rasa takutnya sudah berkurang dan cepat hilang, jika sebelumnya perasaan takut dan kesal bisa berjam-jam dirasakan, namun setelah terapi paling hanya 30 menit sudah hilang, dan dirinya ingin bisa lebih nyaman lagi. Setelah dievaluasi, Suci bersedia menjalani sesi hipnoterapi lanjutan untuk membereskan sisa emosi, dan saya kembali sampaikan agar dirinya menjalani dengan total secara emosi, tidak usah malu atau merahasiakan dari terapis.

Setelah sesi kedua, suci memberikan kabar yang lebih menggembirakan bahwa kondisi emosinya sudah lebih baik, tidak was-was bahkan bisa cuek dengan suara petasan dan tidak lagi menutupi telinga. Saya sampaikan, bahwa hasil yang efektif terjadi tentu atas kerjasama dirinya yang mau dan siap untuk berubah serta atas izin Allah.

Apa yang menjadi penyebab phobia petasan pada Suci?

Melalui teknik tertentu dalam kondisi hipnosis yang dalam, pikiran bawah sadar memunculkan data bahwa Suci kecil saat berusia 4 tahun melihat sepupunya bermain petasan, suci kecil yang kaget mendengar suara petasan lalu berlari menjauh dan menemui pakdenya, yang lantas menyuruh Suci menjauh dan menutup telinganya rapat rapat jika mendengar suara petasan.

Suci kecil juga sering ditakuti oleh sepupunya yang lain, bahwa petasan itu berbahaya, kalau terkena petasan bisa gosong, hancur, bahkan anak kecil bisa terlempar jika dekat-dekat. Sejak itu, setiap kali ada orang yang bermain petasan, Suci kecil pun berlari menjauh sambil menutupi kedua telinganya. Semakin besar Suci pun tetap takut, bahkan merasa malu pada orang lain, takut jika orang akan menganggap dirinya aneh karena takut petasan. Dan yang lebih membuat dirinya tidak nyaman adalah saat mamanya sering mengatakan pada tetangga atau tamu yang datang kerumahnya : “anak saya memang penakut kalau dengar petasan, ya gitu selalu sembunyi kalau ada petasan”. Suci sebenarnya merasa kesal dengan mamanya, karena banyak orang jadi tahu kalau dirinya penakut dengan petasan.

Suci yang dewasa memahami, bahwa suara petasan tidak berbahaya, karena dirinya pun tidak terganggu ketika mendengar suara petir yang lebih keras dibanding petasan. Namun demikianlah adanya, Pikiran sadar dan Pikiran Bawah Sadar memiliki data dan persepsi yang berbeda. Belief yang tercipta saat masih kecil terutama diusia 10 tahun kebawah akan sangat kuat tertanam di pikiran bawah sadar dan menjadi program perilaku sampai dewasa. Anak kecil belum memiliki filter yang kuat dipikirannya untuk menyaring informasi, sehingga pesan apapun yang disampaikan oleh orang yang lebih besar atau dewasa, cenderung diterima, apalagi jika ada muatan emosi yang intens didalamnya.

Demikianlah kenyataannya.

@khairulAnwar.cht | Hipnoterapis Klinis  

 

Posting Komentar

1 Komentar