Emosi Negatif Pada OrangTua Penyebab Gagal Menikah
Sahabat, pernahkah mengalami
kegagalan ? sekecil apapun boleh jadi pernah ya. Tapi, pernahkah mengalami
kegagalan pada suatu hal secara berulang-ulang? Sebagian dari anda boleh jadi
pernah. Dan...seperti yang banyak dikatakan orang bahwa kesuksessan ada polanya,
demikian juga dengan kegagalan. Kisah klien saya berikut boleh jadi
diantaranya.
Seorang wanita berusia 36 tahun, sebut saja Bu Ratna, beliau bekerja di sebuah BUMN di Riau beberapa waktu lalu datang ke kantor minda brilliant untuk menjalani sesi hipnoterapi. Sebelumnya saat janji terapi beliau mengatakan sangat bingung,
tidak tahu apa yang dirasakan dan mau dilakukan, sulit tidur dan bahkan mau
bunuh diri.
Bu Ratna menyampaikan dia sangat depresi, dua bulan yang lalu calon suaminya memutuskan hubungan pertunangan melalui telepon dan menyampaikan tidak jadi menikahinya, alasannya karena Bu Ratna tetap tidak mau berhenti bekerja setelah menikah, padahal kedua pihak keluarga sudah menetapkan tanggal pernikahan keduanya, dan itu adalah 10 hari sebelum bu Ratna hadir di ruang terapi. Bu Ratna sudah membayar DP untuk penyewaan gedung dan catering. Bahkan drinya juga sudah membayar DP pembelian rumah yang rencana akan ditempati bersama usai menikah. Tentu sangat menyakitkan, apalagi keputusan pembatalan itu hanya disampaikan melalui telepon, setelah itu semua kontak tidak bisa dihubungi. dan ini adalah kali kedua dirinya gagal menikah.
Dua tahun sebelumnya beliau juga gagal menikah dengan pria lain, saat itu bahkan undangan sudah dicetak, kebaya pernikahan sudah selesai dijahit dan semua teman
dikantornya sudah tahu dirinya akan menikah. Tunangannya membatalkan pernikahan
dua minggu sebelum tanggal pernikahan yang ditetapkan dengan alasan orang tua
Bu Ratna terlalu keras dan selalu dominan dalam urusan mereka berdua.
Dua kali gagal menikah dengan usia yang sudah kepala tiga tentu membuatnya sangat malu, kecewa, marah. Apalagi teman-teman dikantor yang seusia dirinya hampir semua sudah memiliki anak. Dirinya menjadi malas, tidak bergairah untuk melakukan aktivitas terutama terkait pekerjaan, sejak dua bulan lalu menjadi sulit tidur,
merasa perasaannya datar saja, tidak bisa menangis, sulit untuk tertawa, tidak
memiliki motivasi apapun.
Pada awalnya dirinya sangat yakin kondisi yang dialami secara psikis dan fisik ini
disebabkan oleh kedua hal tersebut diatas. Namun sepanjang pengalaman praktek
sebagai hipnoterapist klinis, saya memahami, seringkali simtom fisik, perilaku
ataupun psikologi yang dimunculkan oleh pikiran bawah sadar pada saat ini,
disebabkan oleh akumulasi emosi negatif yang intens sejak masa kecil bahkan
sejak dalam kandungan hingga saat ini, kejadian akhir hanyalah pemicu saja.
Melalui proses hipnoterapi di Klinik Hipnoterapi Pekanbaru yang berlangsung selama 2 jam 40 menit, pada kondisi
hipnosis yang dalam dengan teknik regresi, pikiran bawah sadar bu Ratna
memunculkan beberapa kejadian dengan emosi marah, kesal, sedih yang intens yang
pernah dialami di masa remaja dan kecilnya.
Sejak usia 4 tahun Ratna kecil selalu melihat ayah dan ibunya bertengkar, ayahnya keras, pemarah dan sangat otoriter. Ratna anak kedua dari 4 bersaudara. Ayahnya sangat berharap pada Ratna untuk berhasil dalam hidupnya, itu sebabnya sejak masuk SD Ratna sering dituntut untuk belajar dan mendapat nilai yang tinggi, jika
ulangan atau ujian mendapat nilai dibawah 8 ayahnya pasti akan memukulnya
dengan tangan, tali pinggang bahkan kabel listrik. Hal ini terus berlangsung
sampai Ratna SMA. Namun hal itu tidak berlaku pada kakak dan adiknya jika
mendapat nilai rendah, ayahnya hanya marah sambil ngomel saja. Ratna kecil
sebenanrnya sangat tidak suka dengan sikap ayahnya, ia merasa kesal, marah dan
benci namun tidak berani mengungkapkannya. Ratna kecil sering merasa lelaki
seperti ayahnya membuat ibunya dan dirinya selalu bersedih, dirinya berharap
setelah dewasa nanti tidak akan menikah dengan lelaki seperti itu.
Seiring dirinya dewasa perlakuan ayahnya sudah tidak sekeras dulu, tidak lagi memukul meskipun pendapatnya tetap harus dituruti. Dirinya yang dewasa sudah terbiasa dan mulai memahami, memaafkan ayahnya. Meskipun sebenarnya perasaan marah, kesal, benci dan dendam atas perlakuan ayahnya tersimpan dan tersembunyi dalam dirinya.
Sesuai prinsip emosi, emosi negatif yang dirasakan dan tidak bisa diekspresikan atau
dilepaskan akan tetap bertahan dalam diri, semakin sering mengalami emosi
negatif yang sama maka semakin lama energi negatif semakin intens. Namun karena
emosi terletak di pikiran bawah sadar, seringkali pikiran sadar tidak
menyadarinya. Itu juga sebabnya proses terapi yang hanya mengakses pikiran
sadar sulit menghilangkan simtom yang muncul, atau kalaupun hilang hanya
sebentar saja. Untuk menghilangkan simtom perilaku, psikis maupun fisik yang
dirasakan Bu Ratna, saat proses hipnoterapi, klien dibimbing untuk mengakses
dan mengalami kembali kejadiannya, hingga sampai pada kejadian awal yang
memiliki muatan emosi negatif dan belief negatif. Setelah emosi negatif
dilepaskan dan menjadi netral, klien dengan ikhlas bisa memaafkan.
Setelah proses terapi, Bu Ratna merasa sangat lega, tubuhnya lebih ringan, sakit kepalanya sudah hilang. Ini tentu hal yang positif. Dan seminggu kemudian beliau
menyampaikan via watshap kalau sudah bisa tidur dengan nyaman, dan keinginan
untuk bunuh diri sudah hilang. Semoga semakin hari semakin baik tentunya.
Sahabat...jika merasa saat ini hidupmu belum berhasil dalam pekerjaan, pendidikan, keluarga meskipun sudah berupaya sangat keras, boleh jadi ada bagian diri /ego
personality yang menghalangimu. Berhentilah sejenak, lihat dalam diri, toleh ke
masa lalumu, apakah ada pribadi kecil yang masih menyimpan luka, jika ada,
selesaikan dan berdamailah. Jika sulit sendiri, carilah teman atau bantuan
professional untuk mengatasinya. Semoga mulai saat ini dan seterusnya kita
semakin sehat dan bahagia.
Certified Hypnotherapist,
Khairul Anwar, S.Psi.,CHt
Catatan:
Dengan tetap menjaga kerahasiaan, Identitas diri klien dalam kisah terapi ini
sudah diubah.
0 Komentar